Sunday, May 24 0 Comments

EVALUASI TUGAS PEMBELAJARAN PEDAGOGIK (SAINS SEDERHANA)

Icfadila Hanisa Lubis (11-022)


KRITIK DAN SARAN

Kelompok mendapatkan pertanyaan dari teman dan dosen berupa kritik dan saran sebagai berikut.

Sinta. Umur berapakah anak yang kami ajarkan sains sederhana? Apakah mereka tidak bingung dengan penjelasan ilmiah yang kami berikan?
Kami menggunakan anak yang berumur enam sampai delapan tahun. Kami memberikan penjelasan ilmiah secara sederhana dan memakai kata-kata sederhana agar anak memahaminya. Setelah kami selesai menjelaska, kami menanyakan pada anak apakah mereka sudah mengerti atau belum dan meminta mereka menjelaskannya ulang, sehingga kami mengetahui jika anak-anak itu sudah paham.

Ilmy. apakah pembelajaran yang kami berikan terlalu tinggi?
Sebenarnya tidak. Karena pembelajaran yang kami berikan sederhana saja, seperti penggabungan warna yang hanya memberitahukan ada warna dasar yang jika disatukan dapat menghasilkan warna baru. Begitu pula dengan Teka-Teki Jeruk dan Kapur Barus Lompat hanya memperkenalkan konsep terapung dan tenggelam. Jika terapung maka bendanya ada di atas permukaan air dan jika di bawah maka benda ada di bawah atau dasar air.
Dari pembelajaran yang kami berikan pada anak, kami berharap mereka dapat mendapatkan ilmu lebih dahulu dari teman-teman sekolahnya. tentu saja kelompok menyadari kalau anak belum mendapatkan ilmu seperti ini di sekolah mereka. Mengetahui bahwa anak yang kami ajar adalah murid kelas satu dan kelas dua SD, dan kami tahu bahwa belajar terapung dan tenggelam baru dipelajari pada kelas tiga SD. sehingga kami berharap anak yang kami ajarkan mendapatkan pengetahuan baru. jika mereka sudah belajar di Sekolah justru tidak ada gunanya kami mengajarkannya kembali.

Bu Dina. Asik dan Seru menurut kelompok? apakah ada testimoni yang ditanyakan pada anak-anak?
Pada proses pembelajaran, kelompok memang lebih asik sendiri daripada anak-anak yang diajarkan. Hal ini terjadi mungkin karena jumlah kelompok yang lebih banyak daripada anak-anak yang diajak belajar, sehingga anak-anak yang diajarkan cukup kaku. Apalagi selama proses pengajaran kami merekamnya, hal ini membuat anak-anak jadi tambah kaku. Sehingga kelihatan ditayangan video, mereka kurang nyaman.
Kelompok ada menanyakan testimoni kepada anak-anak, tetapi lagi-lagi kelompok asik sendiri, tidak menunggu jawaban dari anak-anak tersebut yang malu-malu dan bingung untuk menjawabnya. Sehingga akhirnya kelompok tidak mendapatkan jawabannya.

Monday, April 27 0 Comments

Tugas Pembelajaran Pedagogik (Sains Sederhana)

Tugas Pembelajaran Pedagogik (Sains Sederhana)

Kelompok 1
Sonya Lirizki Akbar    (10-048)
Agnes Oktavia            (11-021)
Icfadila H. Lubis          (11-022)
Devi Ramadana           (11-026)      
Mentari Purba             (11-028)


LATAR BELAKANG
                Menurut Piaget (1972), anak berusia 6-10 tahun memasuki Tahap Operasional Konkret, ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.  Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.  Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya.  Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif.  Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu.  Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya.  Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

Melalui sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis. Di dalam sains, anak juga berlatih menggunakan alat ukur untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dengan alat ukur non-standar, seperti jengkal, depa, atau kaki dan dilanjutkan dengan alat ukur standar, seperti meteran dan timbangan. Anak secara bertahap berlatih menggunakan satuan yang akan memudahkan anak untuk berpikir secara logis dan rasional. Dengan demikian sains akan melatih anak untuk mengembangkan keterampilan proses sains, kemampuan berpikir logis, dan pengetahuan.

MANFAAT SAINS SEDERHANA
Eksplorasi dan investigasi yang merupakan kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam. Mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan sebagainya. Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan. Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.

TEORI
Conant (dalam Usman, 2006: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Carin & Sund (1989) mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Nash dalam bukunya The Nature of Science menyatakan bahwa ”Science is a way of looking at the world”. Jadi disini sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Selanjutnya Nash mengemukakan bahwa cara memandang sains terhadap sesuatu itu berbeda dengan cara memandang biasa atau cara memandang filosof misalnya. Cara memandang sains bersifat analisis, melihat sesuatu secara lengkap dan cermat serta dihubungkan antara satu enomena dengan fenomena yang lain sehingga secara keselur uhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati. Lebih lanjut ia menandaskan bahwa ”the whole science is nothing more than a refinement of everyday thinking”. Kalimat tersebut maksudnya adalah metode berpikir atau pola pikir sains tidak sama dengan pola pikir seharihari, di mana berpikirnya harus menjalani “refinement” sehingga cermat dan lengkap.
Nagel dalam bab pertama dalam buku Philosophy of Science Today karangan Sidney Morgenbesser mengemukakan sains dapat dilihat dalam tiga aspek, yaitu;
1. Aspek tujuan, sains adalah sebagai alat unstuck menguasai alam, dan memberi sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Sebagai contoh: berbagai keuntungan yang didapat dari sains dan teknologinya di bidang kesehatan dan industri.
2. Aspek pengetahuan yang sistematik, dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa.
3. Aspek metode, metode sains merupakan suatu perangkat aturanaturan untuck memecahkan masalah, untuk mendapatkan hokum-hukum ataupun teori-teori dari objek yang diamati.

PELAKSANA
Pembelajar pada pembelajaran pedagogik ini adalah anak-anak berusia 5 sampai delapan tahun yang berjumlah empat orang. Seluruh anggota kelompok berperan sebagai pelaksana.

TEMPAT
Jl. Sei Mencirim Gg. Pribadi

WAKTU
Hari pertama:
Jumat, 24 April 2015
13.00 - selesai

Hari kedua:
Sabtu, 25 april 2015
13.00 - selesai

PELAKSANAAN
Hari Pertama:
Jenis Kegiatan:
1.      Perkenalan
Kelompok memperkenalkan diri pada anak-anak untuk membangun rasa percaya dan rasa nyaman selama kegiatan berlangsung. Perkenalan dibarengi dengan bertanya tentang hobi dan cita-cita anak.

2.      Penggabungan Warna
Anak mulai diberi pembelajaran sambil bermain mengenai penggabungan warna. Anak diharapkan dapat membedakan warna primer (merah, kuning, biru) dan warna sekunder (penggabungan warna primer). Anak juga dapat menyebutkan benda-benda sesuai warna yang akan disebutkan.

Alat dan bahan:
Plastik mika berwarna merah, kuning dan biru.
Kertas HVS putih
 Cara kerja:
Kertas HVS putih akan tempelkan mika kuning di atasnya, kemudian ditempelkan lagi mika biru diatasnya. Dan anak-anak disuruh menyebut warna apa yang tercipta antara penggabungan mika kuning dan biru.  Dengan langkah sama, mika merah ditempel lalu mika kuning juga ditempel diatasnya. Dan anak-anakpun  disuruh menyebutkan warna apa yang terlihat. Dan terakhir, mika merah di atas mika biru. Anak-anak juga disuruh sebut warna apa yang terlihat.
Ini merupakan penggabungan warna yang pertama, untuk lebih jelasnya lagi, kelompok akan menggunakan media lain untuk menjelaskan tentang penggabungan warna seperti berikut.

Alat dan bahan:
Gelas plastik bening (6 buah)
Air
Pewarna makanan merah, kuning, biru
 Cara kerja:
Isi 3 gelas plastik dengan air bening (tidak berwarna). Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas kedua dan biru ke dalam gelas ketiga. Campurkan cairan merah dengan kuning, apa yang terjadi? Campurkan cairan merah dengan biru, apa yang terjadi? Campurkan cairan kuning dengan biru, apa yang terjadi?

Proses pelaksanaan:
Hari Jumat 24 april 2015 kami bergerak dari kampus sekitar jam 12 lebih dan tiba di lokasi sekitar pukul 13.00. Setibanya di lokasi yang mana merupakan rumah dari salah satu anggota kelompok yaitu Devi, kami langsung memanggil anak-anak yang akan kami ajarkan sains sederhana. Mereka adalah anak-anak yang tinggal di sekitaran rumah Devi. Anak-anak yang kami panggil berjumlah empat orang dengan rentang usia 5-8 tahun. Mereka bernama Balqis (5 tahun), Farhan (6 tahun), Mona (8 tahun) dan Fikri (8 tahun). Selanjutnya kami melakukan perkenalan dengan mereka dengan menanyakan nama masing-masing dan memperkanalkan diri kami juga. Tidak ada masalah yang berarti dalam proses perkenalan karena mereka adalah anak-anak yang termasuk mudah dekat dengan dan berbaur dengan orang lain. Setelah sesi perkenalan kami langsung masuk ke kegiatan yang akan dipandu oleh Mentari dan Icfadila. Kegiatan pertama adalah pengenalan dan penggabungan warna dengan kertas mika. Pertama-tama kami menunjukkan kertas mika berwarna merah, kuning dan biru kepada mereka dan menyuruh mereka menyebutkan warna-warna tersebut. Untuk warna-warna ini mereka masih bisa dengan mudah mengenali warnanya tetapi untuk anak-anak yang lebih kecil seperti Farhan dan Balqis masih agak kesulitan. Kemudian kami mulai menempelkan dua kertas mika dan menyuruh mereka menyebutkan warna-warna tersebut. untuk warna hijau yang digabungkan dari warna biri dan kuning mereka dapat dengan mudah mengenalinya, namun ketika kertas mika disatukan menjadi warna oranye dan ungu, mereka sedikit kebingungan. Lalu kami terus mengulanginya sehingga mereka dapat mengingat warna-warna tadi.
Selanjutnya, masih pengenalan dan penggabungan warna, kami mengganti bahan menjadi cat air. Di sini anak-anak lebih bersemangat karena dapat mencampur sendiri warna-warnanya. Kami mencampurkan air dan cat air berwarna merah, kuning, dan biru ke dalam gelas plastik dan mengajak mereka untuk mencampurkan dua warna ke satu gelas plastik secara bergiliran. Mereka terlihat lebih bersemangat dan untuk cara yang kedua ini mereka sudah mulai dapat mengenali pencampuran warna dengan mudah. Mereka juga kami beri kesempatan untuk mencampurkan dua warna cat pada selembar kertas dan menyuruh mereka menyebutkan warna yang dihasilkan. Mereka juga sudah bisa menyebutkan warna-warna yang mereka campur sendiri di kertas tadi. Kemudian kami menanyakan warna-warna kesukaan mereka dari warna-warna tadi. Mereka menyebutkan dan menunjuk warna kesukaan mereka dengan gembira.
Akhirnya kami mengakhiri kegiatan hari pertama dengan mengucapkan terimakasih dan memberikan snack kepada mereka sebagai tanda terimakasih.

Hari Kedua:
1.      Teka-teki Jeruk
Pada sesi ini, diharapkan anak akan mengenali posisi benda di dalam air (tenggelam dan terapung).
2.      Kapur Barus Lompat
Dalam sesi kedua ini, diharapkan anak akan mengenali posisi benda di dalam air (tenggelam, terapung, melayang).

Alat dan bahan:
Jeruk
Stoples
Air

Cara kerja:
Sediakan dua buah jeruk. Satu jeruk utuh dengan kulitnya, dan satu jeruk lagi dikupas kulitnya. Dan dibutuhkan stoples yang berisi air. Anak-anak disuruh menebak, jeruk utuh dengan kulitnya jika dimasukkan kedalam stoples yang berisi air akan terapung atau tenggelam. Begitu juga dengan jeruk yang sudah dikupas kulitnya. Kemudian kelompok akan memberikan penjelasan secara ilmiah kenapa jeruk yang ada kulitnya terapung dan jeruk yang dikupas kulitnya tenggelam.

Alat dan bahan:
Kapur barus berbentuk bola
Cuka
Soda kue
Air
Gelas
Sendok
 Cara kerja:
Isi gelas dengan air hingga tiga per empat bagian. Tuangkan dua sendok cuka dan dua sendok soda kue, kemudian aduk sampai merata. Ketuk-ketukkan kapur barus ke meja sehingga permukaannya yang halus menjadi kasar. Masukkan kapur barus ke dalam gelas. Apa yang terjadi?

Konsep Pertama kali kapur barus akan tenggelam karena lebih berat dibandingkan air. Kemudian akan tampak gelembung-gelembung di permukaan kapur barus. Gelembung tersebut adalah gas karbon dioksida yang dihasilkan larutan campuran cuka dan soda kue. Sifat gas karbon dioksida adalah lebih ringan dibandingkan air. Karena gas ini menempel pada kapur barus, maka kapur barus akan tampak seperti berlompatan.

Proses pelaksanaan:
Pada hari kedua tanggal 25 April 2015 jam 13.00, kami kembali berjumpa dengan anak-anak yang mengikuti kegiatan di hari pertama. Pada awal kegiatan di hari ini, kami sedikit menyinggung kegiatan yang telah kami lakukan di hari pertama. Kami menanyakan apa yang telah kami lakukan di hari pertama, yaitu mencampur warna dasar untuk menghasilkan warna baru. Kami menanyakan apakah mereka ingat warna apa yang harus dicampur untuk menghasilkan warna tertentu.
Lalu setelah pembukaan, kami mulai menjelaskan eksperimen apa yang akan kami lakukan hari ini. Yaitu "Teka Teki Jeruk" dan "Kapur Barus Lompat". Kami membagi kegiatan menjadi dua sesi.
Pada sesi pertama, yaitu eksperimen "Teka-teki Jeruk", anggota kelompok yang bertugas menjelaskan kegiatan adalah Devi dan Agnes. Mulanya, kelompok memperkenalkan bahan yang digunakan. Yaitu jeruk dan stoples berisi air. Kelompok memperlihatkan sebuah jeruk bulat yang utuh dengan kulitnya dan sebuah jeruk yang kulitnya sudah dikupas. Kemudian kelompok menanyakan jika jeruk dimasukkan ke dalam stoples berisi air, apakah jeruk tersebut tenggelam. Semua anak menjawab kedua jeruk tersebut akan tenggelam. Lalu kelompok menyuruh dua anak untuk memasukkan sendiri jeruk tersebut. Pertama jeruk yang sudah dikupas kulitnya, ketika tenggelam, kelompok memuji ternyata tebakan anak-anak benar. Lalu ketika jeruk yang belum dikupas kulitnya dimasukkan dan ternyata mengapung, anak-anak terlihat heran. Anak yang kelompok suruh untuk memasukkan jeruk tersebut ke dalam air bahkan menekan untuk memaksa jeruk agar tenggelam. Kemudian kami menjelaskan apa yang terjadi pada jeruk tersebut. Setelah itu, kami menguji lagi, menanyakan jeruk mana yang akan tenggelam dan mengapung jika dimasukkan ke dalam air, dan membiarkan mereka mengujinya sendiri.

Sesi kedua adalah "Kapur Barus Loncat".
Sebelum memulai sesi kedua, kelompok mengajak anak-anak memakan beberapa jeruk yang telah dibawa, lalu melanjutkan eksperimen kedua. Eksperimen ini dipandu oleh Sonya dan Mentari. Sama seperti sesi pertama, anak-anak dijelaskan bahan yang digunakan dan menanyakan apakah anak-anak tau apa itu kapur barus, cuka, dan soda kue. Kelompok memperkenalkan kapur barus, cuka, dan soda kue beserta gunanya. Kemudian kelompok mengisi gelas dengan air hingga tiga per empat bagian, menuangkan dua sendok cuka dan dua sendok soda kue, kemudian mengaduknya sampai merata, kapur barus diketukkan ke meja sehingga permukaannya yang halus menjadi kasar. Eksperimen dicontohkan oleh kelompok baru menyuruh anak memerhatikan dan mencobanya sendiri di depan kelompok. Akhirnya setelah sesi kedua selesai, maka selesai percobaan hari kedua, begitu pula kegiatan sains sederhana ini.
Pada penutupan, kelompok mereview sedikit bagaimana kegiatan yang telah dilakukan, menanyakan apa saja yang telah mereka tau. Akhirnya, kelompok mengucapkan terima kasih atas kemauan anak-anak untuk mengikuti kegiatan, dan membagikan snack untuk mereka.

3.      Penutup
Setelah semua sesi sains sederhana yang kami buat selesai, maka kami memberikan kata penutupan kepada anak-anak yang telah mengikuti program kami ini.


Tanggal
Kegiatan
Rincian Pelaksana

Hari Pertama (24 April 2015)
1.      Perkenalan
2.      Penggabungan Warna

1.      Semua anggota memperkenalkan diri
2.      Penjelasan: Icfadila & Mentari. Pengawasan: Sonya & Agnes. Video: Devi.

Hari Kedua (25 april 2015)
1.      Teka-Teki Jeruk
2.      Kapur Barus Lompat
3.      Penutup
1.      Penjelasan: Devi & Sonya. Pengawasan: Mentari & Agnes. Video: Icfadila.
2.      Penjelasan: Agnes & Mentari. Pengawasan: Icfadila & Devi. Video: Sonya
3.      Semua anggota memberikan kata penutup.


PERINCIAN BIAYA
Hari pertama:
Kertas mika 3 lembar: Rp 1.500,-
Kertas HVS 3 lembar: Rp. 1.000,-
Cat air: Rp 15.000,-
Reward: Rp 4.000,-/ anak (Rp 4.000,- x 4) = Rp 16.000,-
Jumlah: Rp 33.500,-
Hari kedua:
Kapur barus: Rp 12.000,-
Cuka: Rp 7.000,-
Soda kue: Rp 4.500.-
Jeruk: - (dibawa anggota kelompok dari rumah)
Reward: Rp 4.000,-/ anak (Rp 4.000,- x 4) = Rp 16.000,-
Jumlah: Rp 39.500,-
TOTAL:  Rp 33.500,- + Rp 39.500,- = Rp 73.000,-

HASIL
Sains sederhana yang kami lakukan antara lain mengenai penggabungan warna dasar, teka-teki jeruk dan kapur barus lompat. Adapun tujuan kami memberikan sains sederhana ini adalah agar anak mengetahui warna dasar dan apabila warna dasar digabungkan akan menghasilkan warna baru. Awalnya anak-anak tidak terlalu tertarik dengan pengabungan warna menggunakan plastik mika, tetapi ketika medianya menggunakan cat dan anak-anak diminta untuk berpartisipasi langsung, mereka antusias untuk mencampurkan warna dan senang ketika mendapatkan warna baru. Kemudian keesokan harinya kita lebih akrab dengan anak-anak. Mereka tidak malu-malu lagi untuk menjawab ketika ditanya. Pada  teka-teki jeruk, anak-anak diminta untuk menerka apakah jeruk akan terapung atau tidak. Kemudian anak-anak diminta untuk memasukkan jeruknya kedalam wadah yang telah disediakan bersama-sama dan melihat hasilnya. Kemudian kami memberikan penjelasan secara ilmiah kenapa hal itu bisa terjadi. Kemudian lanjut ke kapur barus lompat, menanyakan kepada anak-anak apa yang akan terjadi pada kapur barusnya, dan mempraktikkannya. Kemudian menjelaskan secara ilmiah kenapa kapur barusnya bisa lompat. Anak-anak sangat senang kami ajak belajar sambil main seperti ini. Di akhir kamipun memberikan reward berupa makanan ringan kepada anak-anak sebelum penutupan. Diharapkan dari sains sederhana yang kami lakukan akan menambah pengetahuan anak-anak karena praktek sains sederhana seperti ini belum tentu dilakukan di sekolah dasar.

Thursday, January 8 0 Comments

Konsep Performa Kreativitas Kelompok 7 (How Talented People Show Off Their Talent) (Updated)

Anggota Kelompok


Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas, How Talented People Show Off Their Talent On Daily Routines ditinjau dari 4 aspek:

1. Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu yang ditunjukkan dalam interaksi dengan lingkungannya. Keunikan setiap individu mencerminkan orisinalitas dari pribadi-pribadi yang diharapkan dapat memacu untuk timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Keunikan yang berbeda pada masing-masing individu menimbulkan pemikiran yang berbeda-beda pula. Awalnya ketika kami berdiskusi, masing-masing dari anggota kelompok menyatakan pendapat dan ide mengenai topik apa yang akan kami pilih sebagai produk untuk kreativitas kami. Setelah disepakati akhirnya kami memilih ide dari salah seorang teman kami yang mengusulkan untuk membuat video tentang orang-orang berbakat yang ingin “pamer” dengan menunjukkan atau memasukkan bakat mereka ke kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan di kehidupan sehari-hari.

2. Pendorong (Press)
Bakat kreatif individu dipengaruhi oleh motivasi internal dan eksternal. Selain dari dalam diri individu tersebut dukungan dari lingkungan juga memberi pengaruh besar bagi individu dalam mengembangkan bakat-bakat kreatifnya. Tantangan yang kami dapat dalam mata kuliah kreativitas ini, yang tidak kami temukan pada mata kuliah lain memacu kami untuk menunjukkan performa terbaik yang kami miliki. Selain itu, Bu Dina dan teman-teman dalam mata kuliah ini secara tidak langsung juga memberikan dukungan bagi kami untuk menunjukkan keunikan yang kami miliki. Kami juga ingin mendapat nilai yang bagus dalam mata kuliah ini.

3. Proses
Pengembangan kreativitas individu sangan bergantung pada banyaknya kesempatan, stimulus, dan dukungan yang diberikan termasuk prasarana yang menunjang pengekspresian keunikan individu. Mata kuliah kreativitas ini memberikan kami kesempatan untuk menunjukkan keunikan yang kami miliki tanpa membatasi sehingga kami merasa “lepas” dan “bebas” dalam menjalani proses untuk menunjukkan performa terbaik yang kami miliki. Kami berusaha optimal dalam melakukan step by step untuk menghasilkan produk sesuai harapan kami. Dalam menjalani proses, waktu yang kami butuhkan sampai tahap akhir penyelesaian (editing) adalah 2 bulan 2 minggu.

4. Produk
Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk  kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Produk adalah hasil akhir dari pribadi + press + proses. Bu Dina yang memberikan kami kesempatan untuk menampilkan produk kami di depan seluruh audience kreativitas memberikan kami semangat yang menimbulkan ide-ide yang inovatif dan membuat kami berupaya mengoptimalkan diri dan keunikan kami masing-masing dan bekerja sama menghasilkan produk yang telah kami sepakati.

Kami menggunakan teori Rogers karena menurut kami teori-teori dapat mendeskripsikan unsur-unsur dasar dari kreativitas itu sendiri, yaitu dari pribadi individunya dan sesuai dengan konsep “unik” kreativitas itu sendiri.


Teori Rogers

Menurut Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:
a. Keterbukaan terhadap pengalaman
b. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep

a. Karena keterbukaan dari anggota-anggota dalam kelompok, pengalaman yang dimiliki jadi beragam sehingga kami bisa bertukar ide dengan baik dan mendapat bayangan mengenai rancangan yang akan kami lakukan ke depannya.
b.  Kami mendiskusikan tentang kegiatan apa saja yang akan kami lakukan dan kemampuan kami masing-masing serta batasan-batasan yang kami miliki, dan menentukan peran masing-masing anggota kelompok agar bisa berperan optimal pada scene dalam list.
c. Setelah kami merancang program yang akan kami jalankan, kemudian kami mencoba untuk berpikir kreatif mengenai seperti apa proses yang akan kami jalani untuk membuat produk yang “lain dari yang lain”.


Proses Pengerjaan

1.      Setelah kelompok sepakat tentang ide untuk membuat video How Talented People Show Off Their Talent On Daily Routines, kemudian kami melakukan brainstorming dengan mengumpulkan ide-ide tentang bakat-bakat apa saja yang akan kami masukkan ke video dan adegan-adegan apa saja yang akan kami buat. Banyak sekali ide yang datang dari anggota kelompok yang kemudian kami tulis dan kami diskusikan lagi untuk menyaring kira-kira adegan apa saja yang menarik dan memungkinkan untuk kami buat.
2.      Setelah itu kami membuat semacam script untuk masing-masing adegan. Banyak sekali bakat-bakat yang muncul dibenak kami akan tetapi tidak semua bakat tersebut dapat kami lakukan. Maka dari itu, untuk beberapa adegan kami membuat semacam “trik” untuk membuat seakan-akan kami benar-benar mempunyai bakat tersebut. Proses di sini cukup menyenangkan karena kami dapat mengeluarkan ide-ide dari kepala kami untuk memikirkan trik-trik apa yang bisa kami pakai dan berdikusi lagi untuk mendapatkan kesepakatan. Untuk bakat-bakat tertentu yang tidak bisa kami lakukan sendiri dan tidak bisa dibuat triknya, kami meminta bantuan dari teman-teman lain yang benar-benar mempunyai bakat tersebut. Untuk adegan yang memerlukan banyak orang kami juga meminta meminta bantuan beberapa teman-teman lain.
3.      Adegan-adegan yang direkam lumayan banyak dan kami ambil dalam waktu dan hari yang berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan anggota kelompok. Selain itu, karena kami meminta bantuan dari beberapa orang kami harus membuat janji dulu dan menyesuaikan dengan waktu yang mereka luangkan untuk membantu kami mengambil adegan. Jadi rentang waktu mengambil adegan per adegan lumayan berjarak. Waktu yang kami butuhkan untuk merekam seluruh adegan kurang lebih dua bulan.
4.      Peralatan yang kami gunakan untuk mengambil adegan adalah kamera, tripod dan properti-properti pendukung adegan seperti laptop, tong sampah, raket nyamuk, sarung tangan softball, dsb.
5.      Lokasi yang kami gunakan sebagian besar di sekitaran area kampus dan beberapa adegan dilakukan di rumah salah satu anggota kelompok.
6.      Proses editing dilakukan setelah semua rekaman adegan terkumpul. Proses editing dilakukan kurang lebih dua minggu hingga menjadi sebuah produk video berjudul How Talented People Show Off Their Talent On Daily Routine.


Kendala Ketika Proses Pembuatan Video:

1.      Karena kami meminta beberapa teman untuk membantu kami tampil di video ini, kami harus menyesuaikan waktu kami dengan waktu yang mereka berikan. Jadi tidak jarang kami harus kalang kabut dan bahkan sampai harus menunggu teman yang bersangkutan agar dapat mengambil adegan di waktu yang sudah kami sepakati.
2.      Karena ini pertama kalinya anggota kelompok membuat video seperti ini, banyak sekali adegan-adegan yang harus diulang-ulang karena kami masih kaku di depan kamera.
3.      Karena pengambilan adegan terkadang membutuhkan waktu yang lumayan lama, masalah baterai kamera juga cukup menjadi kendala.
4.      Sekali lagi karena ini pertama kalinya kami membuat video seperti ini, proses editing juga memakan banyak usaha mulai dari pemotongan video dan merekam suara yang kami ulang-ulang agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Wednesday, November 26 0 Comments

"Kapas" -- Sebuah Puisi (dengan Video Ilustrasi)

Pada tugas individu mata kuliah Kreativitas, yang mana tugasnya adalah setiap individu harus menghasilkan sebuah karya atau produk kreatif, saya memutuskan untuk membuat sebuah puisi dengan video ilustrasi. Awalnya saya ingin membuat sebuah barang yang bisa dipajang atau dipakai, namun saya lebih tertarik untuk membuat sesuatu dengan memanfaatkan media komputer atau PC. Saya mempunyai passion terhadap puisi. Lalu saya memikirkan bagaimana caranya puisi yang saya ciptakan bisa didengar dan dinikmati. Saya merasa mungkin puisi yang dibacakan akan lebih menarik jika ditambahkan dengan video ilustrasi, dan di dalam benak saya, ilustrasi tersebut berbentuk animasi. Yang menjadi kendala adalah membuat ilustrasi berupa animasi tidaklah mudah, bagian ini biasanya dikuasai oleh orang dengan kemampuan desain grafis. Maka saya mencari alternatif dan menemukan aplikasi yang bisa mewakili untuk membuat ilustrasi berupa animasi. Awalnya saya kira pengerjaannya akan sangat mudah dan simpel, ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Namun tetap, saya sangat terbantu dengan aplikasi-aplikasi ini dan ini membuat kreativitas saya menjadi tertantang.
Saya menggunakan beberapa aplikasi untuk membuat karya ini, di antaranya Videoscribe, soundcloud, movie maker, mp3cutter, videoenhancher, dan beberapa aplikasi lainnya. Adapun proses membuat puisi dengan video ilustrasi ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat puisi. Puisi ini berjudul “Kapas” yang bercerita tentang mendambakan seseorang.
2. Memilih backsound untuk puisi. Saya mempunyai beberapa koleksi lagu yang menurut saya pas untuk menjadi backsound, lalu saya mencari versi instrumentalnya.
3. Merekam puisi dengan media Soundcloud, yang mana ini biasa saya lakukan untuk merekam dan meng-upload puisi saya. (Maaf sekalian promosi).
4. Membuat video animasi dengan Videoscribe.
5. Mengedit video dengan Movie Maker, termasuk menggabungkan puisi dengan videonya.
Lalu jadilah puisi “Kapas” dengan video ilustrasi.



                                                                   "Kapas"
Friday, October 24 0 Comments

Konsep Peforma Kreativitas Kelompok 7

Cynthia Halim (11-044)

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Kreativitas, kami dari kelompok 7 (tujuh) ingin menampilkan sesuatu yang mungkin bisa menghibur dan sama-sama kita nikmati. Ide ini muncul karena maraknya internet sekarang ini, sehingga orang-orang dengan mudah berbagi dan memperlihatkan karyanya kepada orang banyak.
Kami memaparkan rancangan kami dengan mengaitkannya kepada teori 4P. Awalnya, masing-masing dari kami mempunyai ide yang berbeda-beda, ini karena masing-masing kami mempunyai bakat dan interest yang berbeda-beda. Kami ingin membuat karya berupa seni rupa, lalu sebuah karya yang hasilnya bisa dipakai atau digunakan. Namun karena memikirkan bagaimana proses membuat karyanya serta peran dari masing-masing individu, kami memikirkan sesuatu yang kiranya mungkin kami ciptakan bersama. Lalu muncul ide tentang membuat sebuah video yang bisa memperlihatkan kreativitas dan menghibur. Menurut kami, membuat video ini mungkin dilaksanakan karena dorongan dari dalam diri kami dan lingkungan yang sepertinya mendukung. Selain itu, kami ingin menampilkan sesuatu yang berbeda, yang mana kami semua menampilkan diri kami dan memperlihatkan perilaku kreatif, serta bebas berekspresi. Kami mendiskusikan tema dari video yang kami buat, lalu kami sepakat video ini berisi tentang bakat, berhubung dengan ini adalah tugas mata kuliah Kreativitas. Lalu kami bergerak ke bagaimana isi video ini, bagaimana kami akan membuatnya dan bagaimana video ini akan dapat menghibur. Akhirnya kami mendapatkan sebuah konsep mengenai produk yang akan kami hasilkan.
Judul                           : How Talented People Show Off Their Talent On Daily Routines
Alat dan Bahan           : Kamera dan Laptop
Setting                         : Random
Konsep                         : Kami akan menampilkan sebuah video berdurasi sekitar tiga sampai lima menit (atau lebih) mengenai orang yang melakukan aktivitas sehari-hari lalu membandingkannya dengan orang yang ‘pamer’ bakatnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari juga. Adapun pemeran dalam video ini adalah kami sendiri dan mungkin akan dibantu oleh beberapa orang di luar anggota kelompok, sebagai figuran. Kami akan memakai beberapa setting lokasi untuk pengambilan gambar. Adapun mulai dari pengambilan gambar sampai sampai dengan editing video akan dilakukan oleh kami sendiri.

Demikian kami paparkan konsep tugas akhir mata kuliah Kreativitas kami, semoga membantu teman-teman mendapat gambaran akan hasil produk kami nanti.


 
;