Wednesday, June 27 0 Comments

Did You Cry After Watching This?

Ini ada video yang cuma berdurasi sekitar 3 menit tapi sukses membuat mata berkaca-kaca. Enjoy :)


Saturday, June 9 0 Comments

Tugas Mini Proyek


Strategi Tentor Dalam Mengajar Les

Mata Kuliah                   : Psikologi Pendidikan
Tugas                           : Tugas Mini Proyek 2011/2012
Topik Bahasan              : Dinamika Mengajar Pengajar yang Bukan Profesional
Tempat Penelitian          : BT/BS Bima Jl. Bantam No. 6A Medan

 Anggota :
Icfadila Hanisa Lubis     (111301022)




 Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi
2012


KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan mengenai Strategi Tentor Dalam Mengajar Les ini dapat terselesaikan dengan baik.
            Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang kami peroleh dari hasil survey yang telah dilakukan dan teori-teori pendukung.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam melakukan survey ini.
2.      Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral dan materil.
3.         Teman-teman seangkatan yang telah banyak membantu.
4.         Responden-responden yang telah banyak membantu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca pada umumnya.


BAB I
PERENCANAAN

1.1 Pendahuluan
Seperti yang telah kita ketahui, selain sekolah tempat les merupakan sarana untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Tetapi perbedaannya, jika sekolah kita berada di suatu lembaga yang mengeluarkan ijazah yang sudah diatur oleh negara. Sedangkan jika di tempat les kita tidak mendapat ijazah yang sudah diatur oleh negara. Dan juga di sekolah kita diajar dan dididik oleh pengajar yang memiliki ijazah resmi yang sesuai dengan bidang mengajarnya. Seperti di sekolah-sekolah milik pemerintah, guru harus memiliki ijazah keguruan yang sesuai dengan bidangnya. Sedangkan di tempat les pengajar tidak harus memiliki ijazah keguruan. Seperti ada pengajar Fisika yang lulusan Fakultas Teknik, bahkan di beberapa tempat les ada pengajar yang belum selesai studinya dan belum memiliki ijazah.

Sesuai dengan buku (Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan) mengenai strategi pengajaran. Di dalamnya terdapat Kontruktivisme yang menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan kontruktivis, guru bukan sekadar memberi informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berfikir secara kritis (Brooks & Brooks, 2001).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui startegi mengajar guru atau tentor di tempat les atau bimbingan belajar. Untuk itu kami mengunjungi BT/BS Bima sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian ini. Kami memberikan kuisioner kepada 12 orang tentor sebagai partisipan.
  
1.2 Landasan Teori
Strategi belajar mengajar, menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976) ialah aplan, method, or series of activities designe to achicves a particular educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving something “Rencana Kegiatan Untuk Mencapai Sesuatu”. Sedangkan metode ialah a way in achieving something “Cara Untuk Mencapai Sesuatu”. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi belajar mengajar.

1.2.1 Komponen Strategi Belajar Mengajar
1.      Tujuan pengajaran
Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar mengajar.
2.      Guru
Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan aran, gaya mengajar, pandangan hidup dan wawasan. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
3.      Peserta didik
Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latarbelakang yang berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi belajar mengajar yang tepat.
4.      Materi pelajaran
Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal (isi pelajaran dalam buku teks resmi/buku paket di sekolah) dan materi informal (bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah).
5.      Metode pengajaran
Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar.
6.      Media pengajaran
Keberhasilan program belajar mengajar tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan.
7.      Faktor administrasi dan finansial
Terdiri dari jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar.

1.2.2 Jenis-Jenis Strategi Belajar Mengajar
Dalam hal ini dikenal tiga macam strategi belajar mengajar yaitu:
1.      Strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru.
1.      Strategi belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik.
2.      Strategi belajar mengajar yang berpusat pada materi pengajaran.
Dilihat dari kegiatan pengolahan pesan atau materi, maka strategi belajar mengajar dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1.      Strategi belajar mengajar ekspositori dimana guru mengolah secara tuntas pesan/materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal menerima saja.
2.      Strategi belajar mengajar heuristik atau kuriorstik, dimana peserta didik mengolah sendiri pesan/materi dengan pengarahan dari guru.
Strategi belajar mengajar dilihat dari cara pengolahan atau memproses pesan atau materi dibedakan dalam dua jenis yaitu:
1.      Strategi belajar mengajar deduksi yaitu pesan diolah mulai dari umum menuju kepada yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang konkrit.
2.      Strategi belajar mengajar induksi yaitu pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus menuju ke hal-hal umum, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat induvidual menuju ke generalisasi.

1.3 Alat atau Bahan
·      Surat Izin.
·      Lembar wawancara 12 lembar.
·      Alat-alat tulis.
·      Kamera untuk dokumentasi.
·      Reward = Stabilo.
1.4 Analisis Data
Untuk menganalisis data kami mengajukan pertanyaan dalam bentuk kuisioner kepada beberapa tentor. Kami memilih BT/BS BIMA untuk mengisi kuisioner tersebut. Kuisioner tersebut kami berikan kepada 12 orang tentor di BT/BS BIMA. Dengan demikian, kami dapat menganalisis data dari data yang kami dapatkan dari kuisioner yang kami ajukan. Dengan data tersebut kami dapat menganalisis untuk mengetahui strategi tentor dalam mengajar. Apakah menggunakan strategi yang sama atau berbeda. Yang pada akhirnya kami dapat menyimpulkan data tersebut melalui analisis data ini.
1.5 Objek atau Subjek
Subjek : Strategi Tentor Dalam Mengajar Les
Objek  : 12 orang tentor BT/BS BIMA

Yaitu 3 tentor Bahasa Indonesia, 2 tentor Bahasa Inggris, 3 tentor Matematika, 1 tentor Biologi, 1 tentor Kimia, 1 tentor geografi, dan 1 tentor Sejarah dan Sosiologi.

1.6 Jadwal Pelaksanaan

No.
Tanggal
Kegiatan
1.
Senin, 14 Mei 2012
Mendiskusikan dan menentukan tema dan judul.
2.
Senin, 21 Mei 2012
Mulai membahas tema dan judul untuk membuat perecanaan.
3.
Selasa, 29 Mei 2012
Koordinasi dengan BT/BS BIMA.
4.
Rabu, 30 Mei 2012
Membuat Surat Izin.
5.
Sabtu, 2 Juni 2012
Membahas dan merencanakan ulang, membuat kuisioner.
6.
Senin, 4 Juni 2012
Perencanaan desain poster.
7.
Rabu, 6 Juni 2012
Koordinasi ulang dengan BT/BS BIMA.
8.
Kamis, 7 Juni 2012
Pengisian kuisioner oleh 12 Tentor di BT/BS BIMA. Analisis data dan mendesain poster.
9.
Jum’at, 8 Juni 2012
Kesimpulan dan evaluasi.
10.
Sabtu, 9 Juni 2012
Memposting di blog.

1.7 Kalkulasi Biaya

Biaya ngeprint lembar kuisioner = Rp 1.500,00
Biaya fotocopy lembar kuisioner = Rp 1.200,00
Biaya pembelian reward              = @2.000 x 12 = Rp 24.000,00
  

BAB II
PELAKSANAAN
Pengambilan data dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Juni 2012. Setelah selesai kuliah hari kamis, kami langsung menuju ke BT/BS BIMA. Sesampainya disana kami menuju ruang kantor untuk meminta izin. Setelah berkoordinasi akhirnya kami diberikan waktu untuk mengambil data dari para tentor. Karena hari sebelumnya kami sudah mengkoordinasikannya. Surat izin kami serahkan kepada pusat informasi untuk diserahkan ke pimpinan BT/BS BIMA. Pada hari sebelum kami melaksanakan pengambilan data. Bapak Pimpinan yaitu Bapak dr. Robert Valentino Tarigan, S.Pd sangat menyambut kami dengan baik dan ramah.
Kami menuju ruangan para tentor untuk membagikan kuisioner. Kami membagikannya kepada 12 orang tentor yaitu, 3 tentor Bahasa Indonesia, 2 tentor Bahasa Inggris, 3 tentor Matematika, 1 tentor Biologi, 1 tentor Kimia, 1 tentor geografi, dan 1 tentor Sejarah dan Sosiologi. Setelah menunggu beberapa menit, kuisioner kami telah selesai diisi. Lalu kami membagikan reward yang berupa stabilo sebagai tanda terima kasih. Setelah itu kami melakukan dokumentasi yang berupa foto.
Selesai dokumentasi kami mengucapkan terima kasih kepada para tentor dan meninggakan ruangan tentor. Kami menuju ke ruangan kantor untuk mengucapkan terima kasih dan pamit. Kami beranjak dari BT/BS BIMA sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah itu kami menganalisis data dan mendesain poster.


BAB III
PELAPORAN dan EVALUASI
2.1   Laporan
Data yang kami dapatkan dari kuisioner
Friday, June 8 0 Comments

SIMULASI PEDAGOGI dan ANDRAGOGI

Anggota Kelompok:
1. Pangeran John P (08-087)
2.Icfadila Hanisa Lbs (11-022)
3.Haifa Chairunisa (11-050)
4.Atika M Nataya Nst (11-086)

SIMULASI PEDAGOGI

Setting : di kelas, antara guru bahasa inggris dan murid
Pemeran : Icfadila (Guru bahasa inggris) dan Nataya (Murid)
Cerita : Ibu guru menjelaskan tentang pelajaran dan murid mendengarkan

Ic      : Pagi, Thaya. Hari ini kita membahas Present Tense yaa.
Taya : Iya, Bu.
Ic      : Buka halaman 30 ya.
Taya : Iya, Bu.
Ic      : Jadi, present tense itu digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan sekarang atau menjadi kebiasaan. Mengerti, Taya?
Taya : Mengerti, Bu…..

SIMULASI ANDRAGOGI

Setting : di kampus, tiga mahasiswi saling bertukar pendapat tentang suatu studi kasus
Pemeran : Icfadila, Haifa, Nataya (Mahasiswi)
Cerita : 3 mahasiswi sedang berdiskusi tentang suatu kasus secara santai

Haifa   : Wee, semalam, kan, aku nonton video Nanny di youtube. Jadi ceritanya anaknya itu udah umur 9 tahun, berarti udah sekolah, kan. Cuma dia masih tempertantrum loh. Menurut kalian cemana itu?
Taya    : Iya juga, seharusnya emosi dia udah harus disesuaikan dengan lingkungannya.
Ic         : Aku pernah baca. Katanya, memangn kalau umur sekolah itu anak sudah tahu kalau perilaku marah-marah itu sama kayak anak bayi, tapi asal kalian tau, ternyata itu nggak berlaku dirumah loh.
Taya    : Ah masa?? Apa bisa perilaku mereka berbeda di rumah dan di sekolah ?
Haifa   : Eh tapi mungkin juga, Taya. Kan banyak tuh kejadian anak-anak yang beda di sekolah sama di rumah. Oh ternyata begitu yaa.


Dari kedua simulasi dia tas, dapat ditarik kesimpulan perbedaan di antara pedagogi dan andragogi adalah :
-          Pedagogi menekankan pada tanggung jawab guru atas muridnya secara penuh. Murid hanya sebagai pelajar pasif yang mendengarkan dan memahami apa yang diinstruksikan gurunya. Resiko pedagogi adalah ketika yang disampaikan guru salah dan murid tetap mencernanya secara keseluruhan.
-          Andragogi menekankan pada interaksi antara guru dan murid, dimana murid berperan sebagai sumber ajar dimana guru dan murid sama-sama saling belajar dan mengevaluasi hasil kerja mereka. Selain itu, orientasi andragogi adalah kehidupan. Orang dewasa akan lebih senang jika apa yang mereka pelajari memiliki relevansi langsung dengan kehidupan, seperti model studi kasus.

Wednesday, June 6 0 Comments

Twitter Ungkap Pola Mood Pemakai


Twitter bukan hanya medium bersosial melui media online, namun bisa juga menjadi petunjuk kondisi mood (suasana hati) Anda sehari-hari. Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Cornell University terhadap pengguna mikroblogging twitter ini, menunjukkan manusia cenderung berada dalam moodnyaman ketika pagi hari dan berbahagia ketika berada di akhir pekan.

Penelitian unik ini dilakukan sejumlah peneliti dari Cornell University, Amerika Serikat, terhadap 2,4 juta akun Twitter. Akun yang dipakai sebagai sumber data yakni pengguna Twitter yang terdaftar sejak Februari 2008 hingga April 2009. Persyaratan lainnya untuk sumber data yakni pengguna twitter yang men-tweet lebih dari 25 postingan setiap hari. Dari 509 juta tweet yang tersedia, diketahui bahwa manusia memiliki pola mood yang hampir seragam.
Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa manusia berada dalam kondisi mood baik saat bangun tidur. Lalu pada siang hari, moodnya akan menurun. Saat jam makan malam hingga menjelang tidur, moodmanusia akan kembali membaik.
Jelas kondisi mood ini bukan disebabkan karena kesibukan manusia pada jam-jam kerja. Alasan tersebut tidak seratus persen benar. Hal ini terbantahkan karena pola yang sama terjadi juga pada akhir pekan. Artinya, jam biologis manusia yang menentukan mood manusia setiap hari, apakah di hari kerja ataukah di akhir pekan.
Pantaun terhadap tweet-tweet tersebut menunjukkan akhir pekan membuat mood manusia jadi baik. Kondisi mood baik ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, melainkan juga di Uni Emirat Arab. Perlu untuk diketahui, di Uni Emirat Arab, akhir pekan itu jatuh pada hari Jumat dan Sabtu, bukan pada Sabtu dan Minggu.
“Besar kemungkinan orang yang bangun tidur dengan bunyi alarm yang mengganggu,
0 Comments

Manfaat Kognitif Saat Berbicara dengan Diri Sendiri


Banyak orang pasti pernah berbicara dengan diri mereka sendiri, setidaknya hampir setiap hari atau bahkan setiap jam. Bila dilihat, tujuan perilaku semacam ini seperti tidak rasional. Namun, sebuah penelitian baru mengatakan bahwa berbicara dengan diri sendiri dapat membantu menentukan langkah mereka.

Mengutip Franklin P. Jones, penulis kutipan motivasi Amerika Serikat, “Satu keuntungan dari berbicara pada diri sendiri adalah Anda tahu setidaknya diri Anda sendiri yang mendengarkan.”
Sebuah studi baru awal tahun 2012, dipublikasikan oleh Quarterly Journal of Experimental Psychology, psikolog Gary Lupyan dari University of Wisconsin-Madison dan Daniel Swingley dari University of Pennsylvania melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui apakah berbicara dengan diri sendiri dapat membantu ketika seseorang ingin mencari sebuah objek.
Penelitian ini terinspirasi oleh pengamatan bahwa orang sering terdengar bergumam kepada diri mereka sendiri ketika mencoba untuk menemukan sesuatu.
Dalam percobaan pertama, peserta diperlihatkan 20 foto dari berbagai objek dan diminta untuk mencari satu di antaranya. Dalam beberapa percobaan, peserta melihat label teks berisikan perintah menemukan sebuah objek atau benda. Dalam uji coba lain, subyek yang sama diminta untuk mencari lagi dengan memperbolehkan mereka mengatakan kata pada diri mereka sendiri.
Penelitian ini menemukan bahwa seseorang yang berbicara pada diri mereka sendiri akan lebih cepat menemukan apa yang hendak mereka cari.
Dalam sebuah percobaan tindak lanjut, peserta melakukan tugas belanja virtual di mana mereka melihat
0 Comments

Hasil Survey Psikologi Pendidikan

Pada mata kuliah Psikologi Pendidikan, kami diberi tugas berupa membuat survey online mengenai psikologi, belajar, pendidikan, dan semacamnya yang nantinya akan dijawab oleh lima puluh responden. Maka saya membuat survey online mengenai pengaruh kondisi individu terhadap daya serap mata pelajaran oleh mahasiswa psikologi USU. Saya membuat tujuh pertanyaan yang berkaitan dengan judul survey. Setelah mengedarkan atau mempromosikan survey saya untuk dijawab oleh teman-teman Psikologi, saya dapat menarik kesimpulan mengenai bagaimana daya serap ini jika dipengaruhi oleh beberapa hal. Berikut adalah presentase atau hasil dari survey yang saya buat.



1. Saya dengan mudahnya menangkap pelajaran atau materi baru

 Yes  24 
 48.00% 
 No  26 
 52.00%




2. Saya tidak memiliki masalah dengan kelas yang ribut
 Yes  13 
 26.00% 
 No  37 
 74.00%


3. Meskipun sedang memiliki masalah, saya tetap bisa berkonsentrasi di kelas
 Yes  20 
 40.00% 
 No  30 
 60.00%


4. Saya tidak nyaman jika duduk di kelas tidak bersampingan dengan teman akrab saya

 Yes  18 
 36.00% 
 No  32 
 64.00%


5. Saya lebih mudah memahami materi jika membacanya sendiri dari pada dijelaskan orang lain

 Yes  20 
 40.00% 
 No  30 
 60.00%


6. Jika saya merasa dosennya tidak menarik, saya tidak ingin memperhatikan ia mengajar
 Yes  28 
 56.00% 
 No  22 
 44.00%


7. Saya cenderung mencatat pelajaran saat dosen mengajar di kelas karena itu membantu saya menyerap pelajaran
 Yes  36 
 72.00% 
 No  14 
 28.00%




Dari Presentase di atas, bisa disimpulkan bahwa daya serap mahasiswa psikologi cenderung lebih bagus jika didukung oleh hal-hal yang membuatnya nyaman. Seperti pada pertanyaan nomor dua, responden cenderung memiliki masalah dengan kelas yang ribut. Lalu pada pertanyaan lima, responden juga cenderung lebih memahami pelajaran jika dijelaskan oleh dosen atau mungkin teman dari pada hanya dibaca sendiri. 
 
;