Semua pelajar tau sekolah itu
bermanfaat dan sangat penting. Meskipun demikian, sebagian besar pelajar
mengatakan malas pergi ke sekolah walaupun tetap hadir, malas mengerjakan pr
walaupun pr-nya selesai. Jujur, saya sebagai pelajar yang termasuk 'sebagian
besar' tadi, sering malas kalau sudah mendengar kata 'sekolah' (no offense ‾.‾♉). Padahal
aslinya, di sekolah sangat menyenangkan, bertemu kawan lalu ketawa sana sini.
Jadi sebenarnya, yang dimalaskan itu adalah kegiatan belajarnya (no offense
lagi). Tapi nggak setiap kegiatan belajar kita malas kok.
Karena adanya rasa malas tadi,
timbullah khayalan-khayalan terhadap sekolah maupun kegiatan belajar. Misalnya
berandai-andai
'seandainya guru matematika di sekolah ini Leonardo DiCaprio', atau 'kalau kelas ini dipasang AC 32 biji, pasti kita nggak kepanasan jadinya semangat', dan khayalan-khayalan lainnya. Sebenarnya tujuannya cuma satu, agar murid lebih tertarik dan tidak bosan.
'seandainya guru matematika di sekolah ini Leonardo DiCaprio', atau 'kalau kelas ini dipasang AC 32 biji, pasti kita nggak kepanasan jadinya semangat', dan khayalan-khayalan lainnya. Sebenarnya tujuannya cuma satu, agar murid lebih tertarik dan tidak bosan.
Terkadang andai-andai tersebut bagus
juga jika di realisasikan. Misalnya menanyangkan video atau film dokumenter di
pelajaran sejarah, lebih banyak ke laboratorium untuk pelajaran IPA, dan lain
lain. Beberapa sekolah memang sudah menerapkannya, tetapi tetap saja murid suka
berekspektasi lebih dan lebih. Ekspektasi-ekspektasi ini bisa didukung jika
sekolah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan bagus, bisa juga
didukung dengan pemikiran guru yang terbuka dan asik. Intinya, sekolah dan
kegiatan belajar yang tidak membosankan atau menarik akan meningkatkan semangat
belajar siswa.
0 Comments:
Post a Comment