Pentingnya PAUD dalam Perkembangan Kognitif, Sosial Emosional dan Fisik Anak
Kelompok 5 Genap
11022ic.blogspot.com
Icfadila Hanisa Lubis
11100liandra.blogspot.com Liandra Khairunnisa
11114cc.blogspot.com Clara
Clearesta
PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter anak kita. Sebagai
titik awal dari pembentukan SDM berkualitas yang memiliki wawasan, intelektual
kerpibadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif, proaktif dan partisipatif serta
semangat mandiri. Pendidikan anak memang sudah diawali sejak dini agar anak
bias mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi
lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan
secara optimal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar PAUD memuluskan
jalan masuk pendidikan dasar. Konsep bermain sambil belajar sambil bermain pada
PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang
lebih beragam. Komponen yang diakses meliputi seluruh aspek perkembangan anak.
Perkembangan Kognitif
Pembelajaran untuk PAUD merupakan proses interaksi antara anak, orang
tua atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas
perkembangan interaksi yang dibangun tersebut merupakan pembelajaran yang akan
dicapai. Pada hakikatnya anak belajar sambil bermain. Oleh karena itu
pembelajaran anak usia dini pada dasarnya adalah bermain. Dilihat dari tahap
perkembangan kognitif Plaget (dalam Miller 1993) anak usia dini
prasekolah/kelompok bermain berada pada tahapan pra operasional, yaitu
tahapan dimana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini
ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan
sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol melalui kemampuan diatas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Syamsul Yusuf (dalam Masitoh dkk, 2005) mengemukakan perkembangan kognitif pada masa pra sekolah/ kelompok bermain mampu berfikir dengan menggunakan symbol, berfikiran masih dibatasi persepsi.
sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol melalui kemampuan diatas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Syamsul Yusuf (dalam Masitoh dkk, 2005) mengemukakan perkembangan kognitif pada masa pra sekolah/ kelompok bermain mampu berfikir dengan menggunakan symbol, berfikiran masih dibatasi persepsi.
Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya
pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui sensorinya;
usia satu setengah tahun sampai kirakira 3 tahun mulai memiliki kepekaan bahasa
dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara, bercakap-cakap)
Perkembangan kognitif misalnya: mengenal nama-nama warna,mengenal nama
bagian-bagian tubuh, mengenal nama anggota keluarga,mampu membandingkan dua
objek atau lebih, menghitung, menata, mengurutkan; mengetahui nama-nama hari
dan bulan; mengetahui perbedaan waktu pagi, siang, atau malam; mengetahui
perbedaan kecepatan (lambat dan cepat); mengetahui perbedaan tinggi dan rendah,
besar dan kecil, panjang dan pendek; mengenal nama-nama huruf alfabet atau
membaca kata; memahami kuantitas benda. Mampu mengungkapkan keinginannya dengan
kata-kata,mampu melafalkan kata-kata dengan jelas (bisa dimengerti oleh orang
lain).
Perkembangan Socioemosional
Dari segi social emosional, memberikan pendidikan anak di usia dini, membantu
mereka dalam mengenal dan memahami berbagai emosi yang tidak hanya mereka alami
tetapi juga orang lain alami.
Anak-anak pada usia prasekolah seringkali dapat
melihat perasaan orang lain dan juga memahami bahwa emosi berkaitan dengan
pengalaman dan keinginan. Seperti di beberapa kasus, terlihat anak-anak yang
masih duduk di bangku prasekolah merasa kasihan dengan temannya yang tidak
membawa makanan lalu memberikan beberapa bagian dari bekal makanannya sendiri
atau kasus lain di lingkungan keluarga dan permainan, mencoba menghibur
temannya yang sedang menangis ketika mainan kesayangannya rusak. Dengan belajar
memahami dan mengatur emosi diri sendiri, dapat membantu anak dalam hubungan
social mereka, mengatur perilaku, dan membicarakan perasaan-perasaan mereka.
Pemahaman emosi ini dapat membantu hubungan social
anak dan akan berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak tersebut. Permainan
atau kegiatan yang diberikan di sekolah akan mengembangkan indra mereka,
belajar meggunakan otot, mengoordinasikan penglihatan dan gerakan, memperoleh
penguasaan tubuh, dan memperoleh berbagai keterampilan baru.
Salah satu bentuk permainan social selama masa prasekolah adalah permainan
imajnatif yang sering kali beralih dari berpura-pura memerankan sendiri sebuah
peran menjadi permainan drama yang melibatkan anak lain. Anak yang sering
melakukan permainan imajinatif cenderung lebih mudah bekerja sama dengan anak
lain serta lebih populer dan gembira dibandingkan mereka yang tidak. Sebuah
penelitian mengatakan bahwa Anak yang menghabiskan waktu lebih banyak dengan
menonton TV cenderung kurang imajinatif dalam permainan pura-pura karena
mungkin mereka terbiasa secara pasif menyerap imajinasi dan bukan
menghasilkannya sendiri.
Bermain dengan teman sebaya juga memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan
individu lain yang tingkat perkembangannya serupa dengan ciri mereka sendiri.
Pada saat anak-anak sebaya mengalami perselisihan di antara mereka sendiri,
mereka dituntut untuk memecahkan masalah mereka secara bersama-sama. Dengan
cara ini, sifat egosentris yang dimiliki oleh anak-anak prasekolah dapat
diatasi. Sedangkan jika seorang anak memiliki masalah dengan orang dewasa,
terkadang orang dewasa akan memecahkan masalah tersebut dengan cara otoriter.
Perkembangan Fisik
PAUD juga dilaksanakan untuk membantu perkembangan fisik anak, metode yang digunakan dalam Kelompok Bermain PAUD yaitu belajar sambil bermain sehingga fungsi motorik anak dapat dioptimalkan. Perkembangan fisik/motorik anak terbagi menjadi dua yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus,
Metode-metode yang
digunakan untuk pengembangan motorik kasar yaitu
(1) Berjalan dengan stabil
(2) Naik turun tanggga
tanpa berpegangan
(3) Memanjat & Berjalan
di papan titian
(4) Melompat dengan satu
kaki bergantian
(5) Berlari dengan stabil
atau dapat berlari ditempat
Adapun metode-metode lain yang digunakan untuk pengembangan motorik halus
yaitu
(1) Membedakan permukaan
benda melalui perabaan
(2) Menuang (air, beras,
biji-bijian) tanpa tumpah
(3) Menggunting sembarangan
(4) Melipat kertas
(5) Membuat garis lurus,
vertikal, melengkung.
Kelompok Bermain PAUD telah berperan baik dalam membantu perkembangan fisik
anak, motorik kasar dan motorik halus anak berkembang setelah mengikut PAUD,
selain itu tingkat spontanitas dan keberanian anak juga meningkat,
metode-metode pengembangan fisik juga sudah dilaksanakan sesuai dengan program
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Terima Kasih :)
Terima Kasih :)
0 Comments:
Post a Comment